Resensi Novei (Keajaiban Memberi)

            Laporan Membaca Novel            

(Keajaiban Memberi)

 

 

Identitas :

Judul                          : Keajaiban Memberi

Pengarang                : Cami Walker

Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta

tahun terbit                 : 2009

jumlah halaman       : 292 halaman

Ilustrasi sampul          : Bagian sampul ini menjelaskan 29 pemberian selama 29 hari dapat mengubahnya maksudnya dengan memberi apa yang dideritanya dapat tertutup oleh kesenangan atas menberi dan bisa membuat kita tidak lagi memikirkan lagi diri sendiri.

 

Unsur Intrinsik :

Tema                                      : kehidupan yang ajaib

Latar tempat                         :  Apartement di California, Rumah Sakit.

Latar suasana                      : Cobaan hidup.

Latar waktu                           : Beberapa waktu setelah menikah.

Tokoh utama  dan watak    :

-          - Cami : kesal terhadap dirinya.

-          - Mark :perhatian

-          - Carol (Ibu) :penyayang

Amanat                                  : Janganlah hanya memikirkan diri sendiri.

 

Sinopsis

Pada malam hari terdapat cami dan mark di kamar, tapi cami tidak dapat tertidur selama 63 jam. Cami merasa tubuhnya lemah tak berdaya karena tak mampu menggerakan kaki dan pikirannya simpang siur. Cami merasa bahwa ia ingin mati saja. Saat di pagi harinya mata kanan cami merasa kabur sehingga dilarikan di rumah sakit dan ternyata cami mengidap penyakit MS yang berhubungan dengan syaraf, otak, dan tulang belakang sehingga Cami hanya terus berbaring. Pada saat Itu baru setelah kami setelah 2 tahun menikah dan kami memulai bulan madu. Setelah kami berbulan madu hidup kami menjadi suram akibat penyakit menyebalkan ini sehingga yang dapat di lakukannya adalah ke rumah sakit dan saat di rumah sakit penyakit MS(multipel sklerosis) penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan saraf tulang belakang tidak dapat disembuhkan, tetapi adanya obat pereda sakit. Setelah sampai di rumah, aku merasa sedih karena tidak ada obat penyembuhnya dan adanya obat penghilang nyeri. Setelah beberapa hari kemudian Cami kembali ke rumah sakit lain dan ditetapkan kena penyakit MS dan rujukannya hanya ada obat penghilang nyeri dan hanya penambahan dosis saja.Semakin lama penyakit MSku terus bertambah parah. Setelah pindah rumah sakit sebanyak 4 kali, Cami baru bertemu dengan dokter yang begitu sabar padahal waktu Cami dengan dokter sebelumnya  sangatlah tidak sabar dan saat setelah di cek dokter yang bernama Dr.N, dia menganjurkan untuk tidak meminum obat dengan dosis yang terlalu banyak. Cami merasa lebih nyaman deng Dr.N tersebut karena kesabarannya mendengar keluhan aku. Mungkin Dr.N ini begitu sabar karena rambutnya kelihatan dari uban putihnya. Dr.N merupakan dokter yang sabar sekaligus teliti. Setelah Dr.N mendengar cerita Cami, Dr.N langsung menelepon Dr.S yaitu ahli psikiater untuk membicarakan kasusku untuk membuat temu dengan koleganya Dr.S. Saat aku mau pulang Dr.N menyarankanku sekali lagi untuk perubahan dosis obatku segera dikurangi. Setelah itu Cami sedang berjalan di lorong dan diperingatu oleh Dr.N untuk membeli tongkat karena keseimbanganku mulai menurun. Setelah di mobil aku dan mark beradu mulut tentang tongkat jelek itu. Setelah itu beberapa hari kemudian Cami kembali ke rumah sakit untuk detoksifikasi dan setelah selesai detoksifikasi, Mark pun berkonsultasi dengan dokter. Sementara itu Cami menelepon Mbali ketika sehari sebelum menginap di rumah sakit. Aku merasa mengeluh, rasanya aku sudah tidak kuat menjalani hidup ini dan Mbali memberikan solusi untuk memberikan  29 pemberian selama 29 hari supaya kamu tidak memikirkan dirimu sendiri. Cami merasa memberikan 29 pemberian selama 29 hari itu konyol karena hanya untuk diriku saja sudah susah. Setelah itu Cami menceritakan bahwa betapa tak berdayanya aku, betapa hancur badanku, sambil menambahkan aku tak punya daya selain memikirkan diriku saat ini. Sementara itu Mbali berkata :” aku tahu itu masalahnya karena kamu cuman mencurahkan waktu dan tenaga dengan fokus kepada nyeri yang kamu rasakan, maka kamu sedang menguatkan penyakitmu.” Ketika Mbali pulang, aku mulai memikirkan apa yang diomongkan oleh Mbali “Apa salahnya mencoba untuk memberi” Pikir aku. Hari besoknya aku memikirkan  apa yang harus kuberikan. Tiba-tiba aku teringat kembali terhadap temanku Lauri yang terkena penyakit MS juga segera aku meneleponnya dan kami merasa senang menelepon teman yang sudah lama tidak bertemu. Saat sudah menutup aku masih senang melihat teleponku bordering. Sungguh kejutan buatku karena ada tawaran pekerjaan sampingan menjadi konsultan dibidang pemasaran sehingga aku dapat melakukan pekerjaan hanya dengan telepon itu yang tak terduga. Pekerjaan yang aku lakukan adalah memberikan bantuan bagi mereka yang baru memulai perusahaannya. Hari keduanya aku mencoba untuk keluar dari apartemen dan mencoba untuk berjalan guna memperlancar langkahku sehingga makn besar peluangku untuk terhindar dari kursi roda nantinya. Saat sudah keluar rumah saya, saya bertemu dengan Elline dan aku ingin menghampiri tempat yang rame itu. Ternyata di tempat rame itu ada tarian kejang dan saya mengeluarkan 5 dolar dari kantongku untuk diberikan ke pemuda tersebut. Hari ketiga aku janjian dengan Lauri untuk bertemu di seminar untuk penderita MS dan kami langsung cocok. Setelah itu Aku dan Lauri pulang ke rumah Lauri dan aku merasa Lauri tidak bersemangat. Setelah itu Lauri mengatakan bahwa dia ingin sekali menari lalu aku memberikan ide “ Bagaimana kalau kamu menciptakan gerakan tari buat orang yang memiliki keterbatasan” dan ternyata saya sudah memberikan pemberian yang ketiga. Hari ke empat aku memberikan kue cokelat dari restoran untuk Inggrid dan Inggrid berterima kasih Karena aku sudah memberikan kue dengan melimpahkannya dengan kebaikanku adalah pemberianku yang kuserahkan hari ini. Hari ke lima aku dan Mark ke gereja untuk hari paskah dan saat kotak sumbang diedarkan kami menyumbang 20 dolar secara bersama-sama sehingga dalam pemberianku yang ke lima yaitu memberi bersama-sama. Hari ke enam aku bertemu dengan guru yoga yang bernama Eric dan aku diajarkan cara yoga yang dapat di lakukan di rumah. Setelah sampai di rumah aku merasa tenang dan santai karena yoga. Setelah duduk di sofa aku membayangkan sebuah bola emas dan kubayangkan ruangan di sekitarku dipenuhi oleh energi emas yang terang. Karena hal tersebut aku jadi bersemangat  dan mencoba untuk melafalkan mantra sederhana sebagai pemberian hari ini. Hari ke tujuh aku pergi makan siang dan setelah itu membeli jus. Saat aku mau membeli jus, tiba-tiba aku melihat orang dengan bau keringan dan bersender di dalam tong sampah. Setelah membeli jus, kembaliannya dipakai untuk diberikan kepada orang yang ada di tong sampah. Walaupun hanya 72 sen tetapi aku sudah memberikan pemberian di hari itu. Hari ke delapan pemberian aku adalah membantu eve dalam pengeditan situsku yang dibuatnya dan menulis email kepada 29 orang supaya dapat bergabung di situsku untuk mengungkapkan pemberian kita kedalam situsnya. Hari ke Sembilan pemberianku hanya untuk ibu sebagai ucapan terima kasih dan  juga ada teh sitrun dari korea. Hari ke sepuluh, aku memberikan 2 pemberian sekaligus yaitu memberi buku kepada Beth dan menemani Lauri untuk menunggu sehingga dapat memastikan sampai di rumah dengan selamat. Hari kesebelas saya sedang di luar rumah dan merasa lapar sehingga aku merogoh dompet dan keluarlah 20 dolar kummel dan aku membeli makan. Setelah makan aku melihat penjual itu menjual bunga dengan harga diskon dan aku membagikannya ke semua orang dilewatinya sehingga terjadilah kemesraan dan itu pemberianku hari ini. Hari ke duabelas Aku diundang oleh Lydia ke ulang tahun adiknya Nick dan setiap orang diharapkan membawa puisi untuk dibacakan. Saat sudah di acaranya pada saat digiliranku membaca puisi untuk ulang tahun Nick itu yang merupakan pemberianku hari ini. Hari ke tigabelas aku ingin sekali berjalan dengan Mark karena sejak aku terdiagnosis penyakit MS aku jarang berpergian dengan Mark ke tempat yang indah. Setelah bepergian aku menyumbang uang parkir ke dalam kotak dan itu pemberianku yang ketigabelas. Hari ke empatbelas, Aku sudah lebih kuat dari sebelumnya dan ingin membantu mencuci piring dan masak dalam rumahku dan ini merupakan hadiah karena Mark sedang pergi membuat rekaman iklan dan itu pemberianku hari ini. Hari ke lima belas, Aku menghilangkan tongkatku sehingga aku berjalan tampanya. Tiba-tiba aku jadi lebih bertenaga dan dapat membantu untuk membersihkan tas kerja Mark dan membersihkan kamar kita sehingga itu yang dapat menjadi pemberianku hari ini. Hari ke enambelas, aku sangan cinta kepada Mark karena dia bisa bekerja dan mengurus rumah tangga sehingga aku memberikan surat cinta kepadanya sehingga itu merupakan pemberianku yang ke enambelas. Hari ke tujuhbelas, aku memberikan simpanan 100 dolarku untuk penggalangan di gereja. Hari ke delapanbelas, aku dan mark mengunjungi rumah nenekku dan memberikan hadiah sebagai pemberianku kali ini dan juga sebagai pemberianku yang ke Sembilanbelas pada hari esoknya.  Hari ke duapuluh mendapatkan telepon klienku setelah berbicara panjang, aku memberikan visualisasi 20 menit dan saran lainnya kepada Simla dan itu pemberianku saat ini.  Hari ke duapuluhsatu, aku memberikan sentuhan/ belaian untuk hewan peliharaanku dan itu pemberianku hari ini. Hari ke duapuluhdua sampai ke duapuluh Sembilan adalah pemberianku yang mengulangi pemberianku sebelumnya. Setelah melakukan 29 pemberian aku merasa dalam hidupku kesenangan yang mendalam. Walaupun Aku masih memiliki penyakit MS tetapi penyakitku sudah berkurang dan bahkan hampir musnah di tubuhku.

 


Comments

Popular posts from this blog

Biologi XI BAB 1 (Struktur & Fungsi Sel)

Sekolah SMA Trinitas Bandung

PPKn (Hierarki Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia)

Kedudukan Warga negara & Penduduk Indonesia

Kualitas Udara di Kota Bandung Sudah Tidak Sehat