Sejarah X BAB 1 (Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia)

Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia

Oleh : Tobias

A.     Sebelum Mengenal Tulisan

Praaksara adalah istilah yang menggantikan istilah prasejarah karena pra adalah sebelum dan sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu (berhubungan dengan aktivitas dan perilaku manusia), sehingga istilah prasejarah dirubah dengan istilah praaksara karena makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah. Praaksara berasal dari kata pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan (mengenal tulisan).

B.      Terbentuknya kepulauan Indonesia

1.       Azoikum (Yunani: a= Tidak; zoon = hewan)

-          Zaman sebelum adanya kehidupan.

-          Bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi.

-          Zaman ini lebih dari 1 miliar tahun.

2.       Paleozoikum

-          Zaman purba tertua.

-          Meninggalkan fosil flora dan fauna.

-          Berlangsung sekitar 350 juta tahun.

3.       Mesozoikum

-          Zaman purba tengah.

-          Lahirnya hewan mamalia, hewan amfibi,burung, dan tumbuhan berbunga.

-          Berlangsung sekitar 140 juta tahun.

4.       Neozoikum

-          Zaman purba baru

-          Dimulai sejak 60 juta tahun yang lalu.

-          Zaman es mulai menyusut.

-          Makhluk hidup tingkat tinggi dan manusia mulai hidup.

-          Zaman ini dibagi menjadi 2 tahap (tersier dan kuarter).

-          Zaman tersier : 60 juta tahun yang lalu + munculnya kera dan kera raksasa (giganthropus) serta lenyapnya dinosaurus.

-          Zama kuarter :

·         Pleistosen (diluvium) : iklim tidak stabil, suhu menurun, laut beku (zaman es/glasial), dan manusia purba pithecanthropus erektus muncul.

·         Holosen (aluvium) : es mulai mencair sehingga permukaan laut naik yang mengakibatkan dataran rendah tertutup air (tenggelam) dan manusia purba hilang digantikan dengan homo sapiens.

C.      Mengenal Manusia Purba

1.     Sangiran (Schemulling)

-          Sangiran berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar.

-          Merupakan sebuah kompleks situs manusia purba di Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia bahkan Asia.

-          Pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864.

-          Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia yang ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996 nomer 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.

-          Pada 1934, Koeningswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar 2 km dari barat laut kubah sangiran.

-          Artefak litik merupakan salah 1 temuan penting bagi situs sangiran.

-          Situs sangiran semakin terkenal dengan adanya Koeningswald karena berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil homo erektus.

-          Fosil fauna yang ditemukan di Sangiran antara lain: buaya dan kura-kura raksasa, fosil gading gajah (4 meter), rahang badak, rhinoceros sondaicus.

-          Hewan ini diperkirakan hidupa di Sangiran sekitar 500 ribu hingga 700 ribu tahun yang lalu.

-          Luas situs sangiran 8 km dari arah utara-selatan dan 7 km dari arah timur-barat.

2.     Trinil, Ngawi, Jawa Timur (Eugene Dubois)

-          Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

-          Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus (Dubois), dan beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.

-          Ditemukan oleh Eugene Dubois dan dikembangkan oleh Koeningswald.

Jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman praaksara:

·         Megantropus paleojavanicus (von koenigswald, 1936 & 1941).

Ø  Meganthropus Paleojavanicus (manusia raksasa dari jawa)

Ø  Ciri-ciri: Otot rahang (kunyah) kuat, badan tegap, makanannya tumbuhan, tonjolan kening tebal, tidak memiliki dagu, dan masa hidupnya di zaman pleistosen awal.

·         Pithecanthropus (Eugene Dubois, 1890).

Ø  Pithecanthropus Erektus (manusia kera yang berjalan tegak) ditemukan oleh Eugene Dubois.

Ø  Pithecanthropus Mojokertensis (manusia kera yang berjalan tegak) dari Mojokerto ditemukan oleh Von Koeningswald. Volume otak anak-anak 650 CC dan orang dewasa 1000 CC.

Ø  Pithecanthropus Soloensis (manusia kera yang berjalan tegak) dari Solo ditemukan oleh Von Koeningswald.

Ø  Ciri-ciri: volume otak sekitar 750-1350 CC, badan tidak setegap meganthropus, rahang kuat, bentuk hidung tebal, bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde, tonjolan kening tebal, pemakan sayuran + daging tumbuhan, dan masa hidupnya di zaman pleistosen tengah.

·         Jenis Homo (Von Reitschoten, di Wajak)

Ciri-ciri : muka lebar, hidung dan mulut menonjol, dahi menonjol ( tidak semenonjol jenis pithecanthropus), bentuk fisik mirip dengan manusia sekarang, jenis ini ada sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu, memiliki volume otak sekitar 1000-1300cc, badan tegap, dan tempat penyebaran di Indonesia, Filipina, dan Cina Selatan.

Ø  Homo Erektus

v  Ciri-ciri: Fisik lebih kuat serta lebih kekar dari homo sapiens, kapasitas otak 1000 CC (tengkorak Panjang dan rendah), lebih tinggi dari homo sapiens, dan belum menyerupai manusia modern.

Ø  Homo Sapiens ( manusia sempurna/ manusia bijak)

v  Ciri-ciri: Fisiknya lebih lemah dari homo erektus, kapasitas otak 1400 CC ( tengkorak bundar dan tinggi), tinggi lebih rendah dari homo erektus, dan sudah menyerupai manusia modern.

v  Penggolongan homo sapiens :

-          Homo Wajakensis (Rietchoten,1889 =) Dubois,1890), volume otak 1630 CC, bertubuh tinggi, dan isi otak besar.

-          Homo Floresiensis/Manusia Liang Bua (Verhoeven,2004,di gua Liang Bua), ditemukan oleh peneliti Indonesia dan Australia di Flores. Manusia Liang Bua memiliki ciri tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil dengan volume otak 380 CC.

 

3.     Perdebatan Antara Pithecantropus ke Homo Erectus

Penemuan fosil- fosil pithecanthropus oleh Dubois dihubungkan dengan teori evolusi manusia yang dituliskan oleh Charles Darwin.

 

D.     Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Penduduk asli kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa vedda oleh Sarasin. Melanesia (suku kubu, lubu, talang mamak (sumatera) dan toala (Sulawesi)) dan Vedda (masih terdapat di di Afrika, Asia Selatan, dan Oseania) hidup dalam budaya mesolitik.

1.      Proto Melayu (Ras Melayu Tua)

Datang dari Yunan (China Selatan). Ciri-ciri : rambut lurus, kulit kuning kecoklat-coklatan, dan bermata sipit. Melebur menjadi suku Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.

 

2.      Deutro Melayu (Ras Melayu Muda)

Datang dari Indochina bagian utara. Membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di kepulauan Indonesia/kebudayaan dongson. Dapat membuat perkakas dari perunggu. Keahlian mengerjakan logam yang berupa kapak persegi Panjang. Peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya.

 

3.      Melanesoid

Datang dari Proto Melanesia (manusia wajak). Terjadi pencampuran ras baru di NTT dan Maluku sehingga menghasikan keturunan Melanesoid-Melayu. Melanesoid adalah ras pertama yang masuk ke Indonesia.

 

4.      Negrito dan Weddid

Datang sebelum proto dan deutro melayu. Negrito berasal dari Bahasa spanyol yaitu berkulit hitam (negro). Weddid artinya jenis wedda yaitu bangsa yang terdapat di pulau Srilanka. Kelompok weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata yang dalam sehingga nampak seperti berang. Kulit mereka coklat tua.

 

E.      Corak Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara.

F.      Perkembangan Teknologi

1.      Antara Batu dan Tulang

Adalah kebudayaan jaman paleolitikum (zaman batu tua)

a.      Kebudayaan Pacitan (batu).

Von Koeningswald dalam penelitiannya menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau alat-alat dari batu di sungai Baksoka dekat Punung. Ditemukan kapak genggam/ kapak perimbas untuk penusuk binatang dan chopper sebagai alat penetak.

b.      Kebudayaan Ngandong (batu dan tulang).

Ditemukan alat-alat batu dan tulang. Alat-alat dari tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati. Terbentuknya flakes.

2.      Antara Pantai dan Gua

Adalah kebudayaan jaman mesolitikum ( zaman batu tengah)

a.      Kebudayaan Kjokkenmoddinger (Pantai) berasal dari Bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan modding adalah sampah. Berupa tumpukan sampah kulit siput dan kerang. Von Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang dan menemukan jenis kapak genggam (Chopper). Kapak genggam ini disebut pebble.

b.      Kebudayaan Abris Sous Roche (Gua) diteliti oleh Von Stein Callenfels dengan temuan ujung panah, flakes, dan batu penggilingan.

3.      Mengenal Api

4.      Sebuah Revolusi

Ada di zaman neolitikum (zaman batu muda/baru). Memiliki pola hidup food gathering digantikan dengan pola food producing. Zaman ini telah hidup jenis homo sapiens. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak.

a.      Kebudayaan Kapak Persegi

Kapak persegi besar disebut dengan beliung atau pacul (cangkul), sedangkan kapak persegi kecil disebut dengan tarah atau tatah. Penyebaran alat-alat ini ada di Indonesia bagian barat seperti Sumatera, Jawa, dan Bali. Digunakan sebagai alat pertanian.

b.      Kebudayaan Kapak Lonjong

Disebut kapak lonjong karena alat ini berbentuk. Kapak yang berukuran besar disebut walzenbeil dan yang kecil disebut kleinbeil. Penyebarannya di Indonesia bagian timur yaitu Papua, Seram, dan Minahasa.

c.       Perkembangan Zaman Logam (masa perundagian)

Mengakhiri zaman batu masa neolitikum, maka dimulailah zaman logam. Di Eropa zaman logam dibagi 3 fase, zaman tembaga, zaman perunggu, dan besi. Di kepulauan Indonesia mengalami 2 fase, zaman perunggu dan besi. Contoh benda-benda kebudayaan perunggu: kapak corong, nekara, moko, dan bahan perhiasan. Hasil kebudayaan logam untuk praktik keagamaan seperti nekara.

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Biologi XI BAB 1 (Struktur & Fungsi Sel)

Sekolah SMA Trinitas Bandung

PPKn (Hierarki Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia)

Kedudukan Warga negara & Penduduk Indonesia

Kualitas Udara di Kota Bandung Sudah Tidak Sehat