Sejarah X BAB 3 (Kerajaan Islam di Jawa Serta Akulturasi & Perkembangan Budaya Islam/Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara)
Kerajaan Islam di Jawa Serta Akulturasi & Perkembangan Budaya Islam
Oleh :
Julian Archie Tobias
A.
Kerajaan Islam di Jawa
1.
Kerajaan Demak
·
Raden
Fatah bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah.
-
berdiri
tahun 1500 dan memerintah Demak dari tahun 1500-1518 (8 tahun).
-
Menurut
cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah merupakan keturunan raja terakhir
majapahit dari Raja Brawijaya V yang hancur sekitar tahun 1478 (22 tahun
yang lalu).
-
Berkembang
di bidang agraris-maritim (pertanian luas dan letak dekat peraian
perdagangan antara malaka dan maluku) serta menjadi pusat agama islam
dan pusat perdagangan.
-
Wali
yang menyebarkan agama islam di maluku adalah Sunan Giri dan di Kaltim
adalah Tunggang Parangan (penghulu).
-
Barang
& Tujuan ekspor : beras, lilin, dan madu ke Malaka, Maluku, dan Samudera
Pasai.
-
Wilayah
kerajaan : Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di
Kalimantan.
-
Pusat
kerajaan berada di antara daerah pesisir jawa bagian tengah dan timur. Setelah
kelemahannya maka muncul kerajaan pajang.
2.
Kerajaan Mataram (Kerajaan Pajang)
·
Sultan
Hadiwijaya (Raja) + Ki Gede Pemanahan (Adipati)
-
Mengalahkan
Arya Penangsang yang ingin merebut kekuasaannya
-
memiliki
2 anak yaitu Raden Bagus Sutawijaya dan Pangeran Benowo.
-
Tahun
1582 Sultan Hadiwijaya meninggal
·
Pangeran
Benowo (Raja) + Sutawijaya (Adipati)
-
Raja
lemah (akhirnya kerajaan jatuh di tangan Sutawijaya)
·
Sutawijaya
(raja)
-
Bergelar
Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
-
Pusat
kerajaan di Kota Gede.
·
Mas
Jolang (1691-1613)
·
Sultan
Agung (Mas Rangsang) tahun 1613-1645)
-
Zaman
Keemasan
-
Memperluas
wilayah : Surabaya, Lasem, Pasuruan, dan Tuban.
-
Mengusir
VOC
-
berkembang
menjadi kerajaan Budaya-agraris
-
menghasilkan
Beras, kayu, gula, kelapa, kapas, dan palawija
-
pembuatan
gapura, seni ukir, seni lukis, dan seni patung di istana dan tempat ibadah.
-
Kehidupan
masyarakat bersifat feodal (raja adalah pemilik tanah beserta isinya).
-
Sultan
Agung wafat (Bukit Imogiri,1645)
·
Amangkurat
I (raja lemah, berpandangan sempit, dan sering bertindak kejam)
-
Mataram
mengalami kemunduran + pengaruh VOC yang semakin kuat.
-
Akhirnya
kerajaan Mataram dibagi 2 sesuai perjanjian Giyanti 1755. Sebelah barat menjadi
kesultanan Yogyakarta dan sebelah timur menjadi kesultanan Surakarta.
3.
Kesultanan Banten (1526) dari Kerajaan Demak
·
Maulana
Hasanuddin (Fatahillah) putra Sunan Gunung Jati
-
Mendirikan
benteng pertahanan (surosowan) è pusat pemerintahan Kesultanannya
-
Pada
awalnya Kawasan Banten Girang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda.
-
Adanya
kerjasama Sunda-Portugis membuat Fatahillah
melakukan penaklukan pelabuhan Sunda Kelapa (1527) atas perintah Sultan
Trenggono (Demak) karena hal ini dapat membahayakan kedudukan kerajaan Demak dari
kekalahannya mengusir protugis dari malaka (1513).
-
Fatahillah
wafat (1570) dan meninggalkan 2 putra (Pangeran Yusuf & Pangeran Arya).
·
Pangeran
Yusuf (menggantikan ayahnya) èmenaklukan daerah yang setia pada pajajaran.
-
Wafat
(1580)
·
Maulana
Muhammad + patih perluasan wilayah ke Palembang Ki Gede Ing Suro
-
Kerajaan
Palembang hampir dikuasainya tetapi ia terkena tembakan dan meninggal.
·
Abumufakir
-
Ia
masih kecil sehingga kekuasaan dipegang oleh mangkubumi dan disingkirkan oleh
Pangeran Manggala. Setelah Abumufakir dewasa & Pangeran Manggala Wafat
(1624), maka ia berkuasa.
-
1596
orang belanda datang melakukan hubungan dagang dan menimbulkan kekacauan
sehingga diusir oleh masyarakat. 2 tahun kemudian orang belanda datang dengan
sikap yang baik sehingga dapat berdagang di Banten.
-
Mencapai
zaman keemas an pada abad ke-17.
·
Abumaali
Achmad
·
Sultan
Abdulfattah (Sultan Ageng Tirtayasa) memerintah tahun 1651-1682
-
Letak
Banten yang strategis untuk kemajuan ekonomi, sosial budaya, & politik.
-
Perluasan
wilayah terus dilakukan, namun ada sebagian masyarakat yang menyingkir ke
pedalaman banten selatan karena tidak mau memeluk agama islam dan lebih memilih
mempertahankan adat istiadat nenek moyang. Mereka dikenal sebagai masyarakat
badui yang hidup di tanah Kenekes.
-
Seni
bangunan yang tersisa : Masjid Agung Banten, Bangunan keraton, dan gapura.
-
Pada
akhir pemerintahannya ia menentang VOC dan ditentang oleh Sultan Haji (raja
muda) sehingga VOC memanfaatkan kondisi dengan menerapkan politik devide et
impera (adu domba) sehingga hal ini membawa kemunduran kerajaan Banten.
4.
Kesultanan Cirebon dari kerajaan Demak
Menurut Tome
Pires, Islam sudah hadir di kota Cirebon 40 tahun sebelum kehadiran Tome Pires
dan Cirebon sudah termasuk ke daerah jawa di bawah kekuasaan kerajaan Demak
(1513).
·
Lebe
Usa, Bawahan Pate Rodim.
-
Pengekspor
beras dan kota ini berpenduduk sekitar 1000 orang.
-
Sumber
lokal mengatakan bahwa Syarif Hidayatullah datang ke Cirebon pada 1479 N dan
mengajarkan islam di Gunung Sembung, Bersama Haji Abdullah Iman (Pangeran
Cakrabumi).
B. Akulturasi
& Perkembangan Budaya Islam
1.
Seni
Bangunan
·
Masjid & Menara
-
Akulturasi kebudayaan islam & pra-islam.
-
Ciri-ciri : atapnya berupa atap tumpang, atap
puncak berbentuk limas, jumlah atapnya secara vertikal kelipatan ganjil, tidak
ada menara masjid sehingga diganti dengan kentongan/bedug, letak masjid biasanya
dekat dengan istana, di atas bukit, atau dekat dengan makam.
·
Makam
-
Akulturasi kebudayaan islam & hindu-buddha.
-
Ciri-ciri : makam kuno dibangun di atas bukit/
tempat tinggi, makam terbuat dari bangunan batu (jirat/kijing), diatas jirat
dibangun rumah tersendiri (cungkup/kubba), dilengkapi dengan tembok (gapura)
yang menghubungkan kelompok makam, di dekat makam dibangun masjid (masjid
makam).
2.
Seni
Ukir
-
Berkembang ajaran bahwa seni ukir, patung, dan
melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan
sehingga menyebabkan seni patung di Indonesia, kurang berkembang. Para seniman
hanya diajarkan untuk mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif
daun-daunan, bunga-bungaan, dan kaligrafi arab. Penerapan seni ukir juga
dilakukan di masjid seperti ukiran di pintu masjid dan tulisan di area masjid
menggunakan teknik kaligrafi.
3.
Aksara & Seni Sastra
·
Hikayat
-
Merupakan karya sastra tentang cerita
sejarah/dongeng.
-
Berisi peristiwa menarik, keajaiban, dan hal
yang tak masuk akal.
·
Babad
-
Mirip dengan hikayat.
-
Cerita berisi campuran fakta sejarah, mitos, dan
kepercayaan.
·
Syair
-
Berasal dari negeri Arab untuk menamakan karya
sastra berupa sajak yang terdiri dari 4 baris setiap baitnya.
·
Suluk
-
Merupakan karya sastra berupa kitab-kitab yang menjelaskan
tentang tasawufnya.
4.
Kesenian
·
Permainan
Debus
-
Merupakan tarian yang pada puncak acara, para
pemari menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa adanya luka.
-
Tarian ini diawali dengan pembacaan ayat
Al-Quran dan salawat nabi.
·
Seudati
-
Merupakan sebuah bentuk tarian di Aceh.
-
Tarian seudati (saman) aslinya dimainkan oleh
delapan orang penari.
·
Wayang
-
Pertunjukan wayang sudah berkembang sejak zaman
Hindu dan terus dikembangkan pada zaman islam.
-
Salah satunya dikembangkan pertunjukan wayag
golek.
5.
Kalender
-
Umar pernah berusaha membenahi kalender Islam.
-
Perhitungan tahun yang dipakai atas dasar
peredaran bulan (komariyah).
-
Umar menetapkan tahun 1 Hijriyah bertepatan
dengan tanggal 14 September 622 M, sehingga sekarang kita mengenal tahun
Hijriyah.
-
Perkembangan kalender yang paling nyata adalah
sistem kalender Sultan Agung.
-
Sultan Agung sempat melakukan sedikit perubahan
mengenai nama bulan pada tahun saka misalnya bulan Muharam diganti dengan Sura
dan Ramadan diganti dengan Pasa.
-
Kalender
Sultan Agung dimulai
tanggal 1 Muharam tahun 1043 H.
Comments
Post a Comment